Muallaf muallaf Asal China



Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapatkan hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”.

(Al-Quran, surah Al-An’am :125)

Setelah melihat Ka’bah dari televisi, tiba-tiba hati mereka bergetar. Pintu hidayah seakan terbuka. Dan Allah SWT pun melapangkan jalan mereka untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Lebih dari 600 pekerja asal Cina berpaling menjadi Muslim setelah mendapatkan pengalaman spiritual di Arab Saudi.



Mereka adalah bagian dari 4.600 warga Cina yang sedang mengerjakan proyek rel kereta api yang menghubungkan Makkah dan Madinah. Rel kereta itu nantinya akan melalui Jeddah dan Khum. Peristiwa yang sempat menghebohkan itu terjadi tahun lalu. Awalnya, kedatangan ribuan pekerja Cina itu sempat dipertanyakan warga Arab Saudi. Pasalnya dari 4.600 pekerja itu hanya 370 orang yang Muslim. Warga meminta agar pemerintah mempekerjakan buruh Cina yang beragama Islam. Namun Allah mempunyai rencana lain dengan kedatangan para pekerja itu.



Kedatangan ke Arab Saudi ternyata membuka peluang bagi mereka untuk melihat Islam langsung dari tanah tempat agama ini diturunkan. Seperti yang dikatakan seorang pekerja yang telah menjadi Mualaf. Pekerja yang telah mengganti namanya menjadi Hamza (42) ini mengaku tertarik pada Islam setelah melihatKa’bah untuk kali pertama di televisi Saudi. ”Ini menggetarkan saya. Saya menyaksikan siaran langsung sholat dari Masjidil Haram dan umat Islam yang sedang berjalan memutari Ka’bah (tawaf),” katanya.



”Saya bertanya ke teman yang Muslim tentang semua hal ini. Dia kemudian mengantarkan saya ke Kantor Bimbingan Asing yang ada di perusahaan, di mana saya memiliki kesempatan untuk belajar tentang berbagai aspek mengenai Islam,” tuturnya. Kini Hamza merasa lebih bahagia dan lebih santai setelah menjadi seorang Muslim.



Pekerja lainnya, Ibrahim (51), mengalami peristiwa yang hampir serupa pada September tahun lalu. Dia yang bekerja di bagian pemeliharaan perusahaan negara, Kereta Api Cina, menjadi seorang Muslim usai melihatKa’bah. ”Meskipun kami berada di Cina, kami tidak memiliki kesempatan untuk belajar tentang Islam. Ketika saya mencapai Mekah, saya sangat terkesan oleh perilaku banyak warganya. Perlakuan yang sama bagi orang Muslim dan non-Muslim memiliki dampak besar pada saya,” tambahnya.



Sementara, Abdullah Al-Baligh (51), terinspirasi untuk memeluk Islam setelah melihat perubahan positif dari rekan-rekannya yang lebih dulu menjadi mualaf. ”Enam bulan setelah saya tiba di Makkah, saya melihatmenjadi Muslim, telah benar-benar berubah. Tingkah lakunya patut dicontoh. Saya menyadari bahwa Islam adalah kekuatan penuntun di balik perubahan tersebut,” ujarnya. bahwa rekan saya, yang sudah



”Ketika saya bertanya padanya, ia mengatakan bahwa ia sama sekali tak tahu tentang agama ini selama di Cina. Sekarang, ia memiliki pemahaman yang tepat tentang Islam dan ingin menjadi lebih teladan.”



Begitu pula dengan Younus. Pekerja asal Cina ini baru mempelajari Islam ketika berada di Makkah. ”Islam di Cina begitu kurang. Aku baru mengetahui Islam setelah datang ke Saudi,” ujarnya.  

Sementara itu di Dubai

Empat orang narapidana terpidana penjara, berkebangsaan Cina menyatakan diri masuk Islam di lembaga pemasyarakatan Dubai.

Menurut surat kabar Al-Khalij, alasan ke empat narapida berkebangsaan Cina tersebut masuk Islam adalah setelah mereka melihat cara hidup umat Islam yang dipengaruhi oleh ayat-ayat di dalam Al-Quran dan perlakuan secara adil dan baik yang dilakukan umat Islam terhadap mereka.

Surat kabar itu menunjukkan bahwa beberapa alasan mereka untuk masuk Islam adalah selain mereka telah membaca ajaran-ajaran Islam yang benar melalui pamflet seruan yang menyerukan untuk masuk Islam yang tersedia di perpustakaan penjara, mereka juga sering mendengar kaset audio keagaman, selain sering menyimak ceramah agama Islam yang disampaikan oleh seorang da'i Cina bernama Ishak Han.

Pernyataan masuk Islam ke empat narapidana keturunan Cina tersebut dihadiri oleh Mayor Abdullah Yakub, Direktur pendidikan dan pelatihan narapidana Dubai dan seorang ulama Syaikh Saud Aziz Rahman, dari administrasi publik untuk pelayanan keagamaan Dubai.

Chinese Kanji Tattoo

Chinese Kanji TattooChinese Kanji Sleeve Tattoo

Angle Tattoos

Backside Angel Tattoo

Gallery Art Flags Body Painting

Gallery Art Brasil Flags Body Painting

Gallery Art Argentina Flags Body Painting

Gallery Art Swedia Flags Body Painting

Gallery Art America Flags Body Painting

Gallery Art England Flags Body Painting

Gallery Arts Face Body Painting

Gallery Arts Face Body Painting

Gallery Arts Face Body Painting

Gallery Arts Face Body Painting

Gallery Arts Face Body Painting

Gallery Arts Face Body Painting

Asal usul Teh

Siapakah yang tidak mengenal minuman yang satu ini ? saya yakin semua juga pasti tahu,minuman yang pasti sangat akrab di kehidupan kita sehari hari,tidak mengenal kalangan dan golongan dari kaum elite sampai pinggiran pasti semua pernah meminumnya,dan senantiasa tersedia dimana mana dari restoran sampai warteg sekalipun sangat mudah kita temui ,Teh,ya itulah teh,.

sekedar tahu manfaat dan rasa mungkin semua juga sudah pada tahu,tapi mengenal asal muasal dan sejarah teh itu  sendiri hmm..kemungkinan sebagian besar belum pada tahu,okey melalui artikel ini semoga keingin tahuan kita akan teh dan sejarahnya akan segera terjawab,sekedar menyampaikan dari yang sudah tersampaikan lagi lagi artikel ini hasil copy paste wakakakaaaak…

Sumber  : www.food-info.net

Bangsa Cina telah minum teh selama 5.000 tahun. Asal mula teh pada awalnya masih merupakan legenda . Legenda yang paling terkenal adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung (diucapkan ‘Shay-Nung’). Penemuan teh olehnya belum ditempatkan secara tepat dalam sejarah, yaitu pada tahun 2737 sebelum masehi. Selama ribuan tahun, bangsa Cina meminum teh untuk kesehatan dan kenikmatan. Tidak seorangpun tahu apa yang menyebabkan mereka tertarik dengan daun hijau serta mengkilap dari Camellia sinensis , tetapi legenda popular dapat memberi pengetahuan kepada kita.

Pada suatu hari, ketika Kaisar Shen Nung akan minum air mendidih, beberapa daun dari pohon yang menjuntai tertiup angin dan jatuh di panci berisi air mendidih tersebut. Sang Kaisar ingin tahu dan memutuskan untuk mencicipi air rebusan yang tidak menyerupai minuman tersebut. Kaisar menemukan air rebusan itu sedap dan menyegarkan tubuh.

Legenda dari India menghubungkan penemuan teh dengan biarawan Bodhidharma. Sang biarawan sangat kecapekan setelah mengakhiri pertapaannya selama 7 tahun. Dalam keputus-asaan dia mengunyah beberapa daun yang tumbuh didekatnya, yang dengan serta-merta menyegarkannya kembali.

India saat ini merupakan penghasil teh terbesar di dunia, tetapi tidak ada catatan sejarah mengenai minum teh di India sebelum abad kesembilan belas. Eksperimen dari Bodhidharma mengunyah teh tidak pernah disebarkan kepada masyarakat umum pada saat itu.

Mitologi lain dari Jepang mengenai biarawan yang bertapa, Bodhidharma, menjelaskan bagaimana ia membuang kelopak matanya yang berat ke tanah karena merasa frustasi tidak mampu untuk tetap terjaga. Pohon teh tumbuh dimana ia membuang kelopak matanya. Dedaunan dari pohon yang baru tumbuh ini secara ajaib menyembuhkan kepenatannya.

Teh bukan asli dari Jepang, maka mitologi ini tidak memberikan penjelasan untuk keberadaanya secara mendadak di Jepang. Realitanya kurang beragam: di awal abad kesembilan, seorang biarawan dari Jepang yang pulang dari pengembaraan, bernama Dengyo Daishi membawa biji tanaman teh dari Cina.

Metode pembuatan teh dengan panci terbuka yang diperkenalkan oleh Kaisar Shen Nung terbukti setelah sekian lama waktu berjalan. Hal tersebut membutuhkan waktu 4.000 tahun sebelum metode pembuatan teh yang kita kenal sekarang dikembangkan.

Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), bangsa Cina mulai membuat teh dengan air mendidih. Dengan sedikit adaptasi, tempat penuang anggur tradisional dari China yang menggunakan penutup menjadi teko teh yang sempurna.

Teh

Teh‘ dengan segala variasinya di dunia dalam pengejaan dan pengucapan berasal dari sumber tunggal. ‘ Te ‘, berarti ‘teh‘ dalam dialek Cina Amoy. Bahasa Cina nasional dari kata teh, ‘ cha ‘, juga menghasilkan beberapa turunan kata lain di dunia.

Teh masuk ke Eropa pada awal abad ketujuhbelas. Dibandingkan kelebihan teh dalam hal pengobatan, bangsa Eropa lebih memilih aroma kopi. Hanya diantara beberapa golongan kecil dari kaum bangsawan, yang mempopulerkan teh.

Masuknya Teh ke Eropa

Pada awal abad ketujuh belas pedagang dari bangsa Belanda dan Portugis pertama kali memperkenalkan teh ke Eropa. Pedagang Portugis mengirimkan dengan kapal dari pelabuhan Cina, Macau, sedangkan pedagang Belanda membawanya dari Indonesia ke Eropa.

Minuman baru yang datang bersamaan dengan muatan sutera dan rempah-rempah ini tidak mengalami sukses dalam sekejap.

Bangsa Eropa mencicipi teh, tetapi mereka lebih memilih aroma kopi. Sedangkan pedagang Inggris menunggu hingga tahun 1652 sebelum akhirnya mulai memperdagangkan teh.

Bangsa Rusia merupakan penggemar awal teh. Teh yang mereka konsumsi datang melalui jalur darat dari Cina menggunakan kereta yang ditarik oleh unta.

Ketika penggemar teh di Rusia meningkat, barisan unta yang membawa teh semakin memanjang.

Pada akhir abad kedelapan belas, beberapa ribu kereta yang ditarik unta, kira-kira 200-300 kereta pada satu saat menyeberangi perbatasan Cina.

Jalur kereta api lintas Siberia menggantikan kereta yang ditarik unta, tetapi perjalanan romantik tersebut menyisakan ingatan yang popular atas campuran lembut teh hitam Cina yang terkenal sebagai Karavan Rusia.

Kemajuan Melalui Kerajaan

Pada abad ketujuhbelas di Eropa, tak satupun yang menolong penjualan teh selain pelanggan dari keluarga kerajaan.

Acara minum teh menjadi istimewa pada tahun 1662, ketika Raja Charles II dari Inggris menikah dengan Catherine dari Braganza, seorang putri berkebangsaan Portugis dan seorang penggemar teh. Catherine mengawali tradisi minum teh dalam istana, dengan menggunakan mangkuk dan teko teh transparan buatan Cina – dan segera para anggota istana lain mengikuti caranya.

Pada saat itu harga teh dinilai mahal, namun sekarang sudah menjadi umum. Seketika teh menjadi mode dan eksklusif. Menurut sudut pandang kaum bangsawan, hal tersebut merupakan sesuatu yang menarik.

Pada abad ketujuh belas di Eropa, teh merupakan produk praktis yang memiliki kegunaan besar. Kebanyakan air tidak layak diminum. Bagi yang ingin menghindari penyakit, pilihan yang ada tidak membangkitkan semangat: secangkir air mendidih, atau bir yang cukup kuat untuk membunuh bakteri.

Di Inggris dan beberapa negara, dimana bir adalah minuman yang umum untuk sarapan, teh menjadi altenatif lain yang disambut baik. Pada akhirnya teh menjadi pemuas dahaga yang hangat dan menyegarkan, penuh rasa, dan aman untuk diminum.

Pada abad kedelapan belas di keluarga kaya, minum teh merupakan acara dalam perayaan besar.

Daun teh yang bernilai tinggi seringkali disimpan dalam kotak penyimpanan yang berkunci, dimana hanya ada satu kunci.

Sekali atau dua kali dalam seminggu, nyonya rumah akan membuka kuncinya dan menghidangkan teh untuk suguhan dalam keluarga, atau untuk memberi kesan pada tamu istimewa.

Teh disajikan dengan porselin yang memiliki mutu baik, yang menandakan tingkat kekayaan, selain untuk menambah arti dari perayaan. Hal ini juga merupakan kesempatan bagi para wanita untuk memamerkan kulit mereka yang pucat dan struktur tulang yang lembut dibandingkan porselin Cina. Dua atribut ini merupakan tolok ukur kemurnian seorang wanita pada saat itu.

Kehidupan sosial pada awal pertengahan abad kedelapan belas beralih dari kebiasaan seperti kedai kopi digantikan dengan kebun teh. Kebun teh menjadi seperti surga: pohon-pohon di tepian jalan, lentera yang menerangi jalan setapak, musik, tarian, kembang api, dan makanan enak ditemani dengan secangkir teh yang nikmat.

Kebun teh tidak hanya tempat yang menyenangkan, tetapi juga merupakan tempat untuk pertemuan sosial. Di tempat eksotis ini, keluarga kerajaan dan rakyat biasa dapat berjalan bersama.

Konsumsi teh meningkat secara dramatis selama awal abad kesembilan belas. Mode dan penurunan harga membangun pasar yang sulit dipenuhi oleh para pemasok barang. Untuk menerobos monopoli dari Cina, perdagangan teh beralih ke India untuk mengisi kesenjangan.

India

Ketika konsumsi teh meningkat pada awal abad kesembilan belas, Perusahaan India Timur mencari sumber persediaan baru. Sejak bangsa Cina memonopoli penamanan teh, solusinya adalah dengan menanam teh dimana-mana.

Percobaan pertama dengan bibit teh dari Cina dikelola di Assam, timur laut India. Tetapi eksperimen ini tidak berhasil, meskipun bibit yang sama tumbuh dengan baik di Darjeeling, India bagian utara.

Kemudian pada tahun 1820, para ahli tumbuh-tumbuhan menemukan tumbuhan lokal yang belum teridentifikasi. Mereka mengirim contoh daun ke London untuk dianalisis. Contoh daun tersebut dengan segera dikenali sebagai teh – tanaman yang pada mulanya tidak dikenal di India – kemudian lahirlah industri teh India.

Pengemasan

Sampai pada tahun 1826, teh selalu dijual secara lepas. Hal ini mengundang niat jahat pengusaha toko untuk mengganti aroma teh dengan bahan tambahan. Pada tahun 1826, John Horniman mengembangkan (pre-sealed )pra penutup, kemasan teh dengan penutup dari timah, dimana hal ini tidak segera menyenangkan para penjual. Mereka lebih memilih untuk meningkatkan keuntungan dengan kebiasaan yang sudah ada. Horniman kemudian mencoba cara lain untuk memasarkannya. Dia menambahkan pesan kesehatan pada kemasan teh dan menjualnya ke apoteker dan ahli obat. Orang-orang ini dan pelanggannya jauh lebih bisa menerima pendekatan ini.

Keberadaan teh celup berasal dari kejadian yang tidak disengaja. Seorang pengimpor teh dari New York bernama Thomas Sullivan mengirimkan contoh teh kepada para pelanggannya dalam kantung sutera kecil. Para pelanggan ini menyukai cara yang mudah ini, kemudian selanjutnya menghendaki semua teh untuk mereka dikemas dalam kantung.

Setelah 5.000 tahun, konsumsi dan produksi teh terus meningkat. Di dunia, secara kasar tiga juta ton teh dipanen setiap tahunnya.

Ada dua faktor yang saat ini mengendalikan pasar internasional. Di negara-negara berkembang, minum teh ditiru dari bangsa Eropa seperti yang mereka lakukan tiga abad yang lalu. Cara yang nikmat untuk meminum air dengan aman. Di negara-negara berkembang, keinginan akan variasi dan aroma baru meningatkan konsumsi teh secara khusus.

Gallery Arts Football Body Painting

Gallery Arts Football Body Painting

Gallery Arts Football Body Painting

Gallery Arts Football Body Painting

Gallery Arts Football Body Painting

Gallery Arts Football Body Painting

Chelsea Handler rocked the VMAs

Some people love her... others don't. Me? I think she's absolutely hilarious. Chelsea Handler rocked the VMAs last night as the hostess with the mostest. Check out a few of my favorite moments... Create your own captions. (It's so much more fun that way!)

Chelsea Handler rocked the VMAs

Chelsea Handler rocked the VMAs

Chelsea Handler rocked the VMAs8

Chelsea Handler rocked the VMAs

Chelsea Handler rocked the VMAs

Chelsea Handler rocked the VMAs

*Getty Images

Celebrity Ashanti Pictures

Profession: Musician

Name: Ashanti

Height: 5"3

Nationality: American

Why Famous: R&B Singer

Date of Birth: 13th October, 1980

Birth Place: Glen Cove, New York, USA
Ashanti picturesCelebrity Ashanti Pictures


Ashanti BioAshanti Douglas was born in 1980 in Glen Cove, Long Island, New York into a musical family. Her father used to sing and her mother is a dance instructor. Ashanti began to sing in a gospel choir at the age of 6. As she grew, her musical talent developed and with it, appearances followed.

She danced in a show at Carnegie Hall and in the Disney television musical Polly. It was in high school that she honed her songwriting skills and harnessed her talent for creating a story that people could relate to, song after song.


Ashanti first announced her presence with the Big Pun hit "How We Roll" in 2001. Her sound was infectious and caught the attention of record producers. Irv Gotti, the polished producer with Murder Inc. Records, was credited with her discovery and what was supposed to be an initial collaboration, turned into a record contract. The demure and feminine Ashanti was hesitant at first to sign with a label named Murder Inc., but she filled a void in the company stable of talent. What was a pure rap label became stronger with the arrival of the R&B singer.

The marketing team at Murder Inc. went to work to promote Ashanti in time for her debut release. She was featured on the Ja Rule smash "Always On Time," receiving major airwave and video exposure. In addition, her voice was loaned out to reigning Don of the Terror Squad, Fat Joe, for his big hit "What's Luv?". Ashanti stole both songs away from the thug rappers and created such a buzz that her self-titled debut album was released early, on April 9, 2002.

The first single "Foolish" ripped apart the charts and the video was on heavy rotation as well. As a result, Ashanti sold over half a million units the first week and debuted in the top spot, a major achievement for a relative unknown with almost no expectations on her shoulders. In the future, you can expect to hear and see much more of this young talent. Ashanti has served notice that she is moving on up.
from: Kfir F.to: tiangotlost@gmail.comdate: Sun, Oct 17, 2010 at 11:36 PMsubject: Tattoo translationHi Tian,I have a friend from work who has a tattoo on his arm. Since I knew about your blog I tried taking a pic of it & check with you if he really knows the meaning of what he has or not. He said it's written in Chinese and it says something like - there's nothing like mom.Thanks a lot & love

Tori Praver In Gallery Photoshoot With Sexy Art Body Painting

Tori Praver In Gallery Photoshoot With Sexy Art Body Painting

Tori Praver In Gallery Photoshoot With Sexy Art Body Painting

Tori Praver In Gallery Photoshoot With Sexy Art Body Painting

Tori Praver In Gallery Photoshoot With Sexy Art Body Painting

Tori Praver In Gallery Photoshoot With Sexy Art Body Painting

Angle Tattoos

Angle Tattoos

Angle Tattoos

Backside Angel Tattoo

Jessica White Body Paint

Jessica White goes nude for a body paint photo shot with Sports Illustrated Swimsuit.

Jessica White Body Paint

Lafangey Parindey is story all about the streets of Mumbai

Deepika Padukone’s Lafangey Parindey Wallpapers. The film stars Neil Nitin Mukesh and Deepika Padukone. Lafangey Parindey is story all about the streets of Mumbai. It is believed that the film is about the bike gangs of Mumbai. Deepika will seen in an action-based avatar – Pinky Palkar, where she will ride bikes and do daredevil stunts and she refused to use a body double. While Neil performed some daring stunts in the film, plays a character with an interesting name – ‘One Shot Nandu’. Lafangey Parindey will hit theater on August 20. Checkout Deepika Padukone Lafangey Parindey Wallpapers.
















Zarine Khan in Saree Photoshoot